Sabtu, 26 Juli 2008

Delapan Desa Situbondo Rawan Longsor

Banjir dan longsor akibat penggundulan hutan di lereng Argopuro masih mengancam delapan desa di Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, pada musim hujan mendatang ini.
Sebab, selama musim kemarau ini, masih banyak titik rawan banjir dan longsor yang belum ditangani, baik oleh pihak Perhutani maupun Pemkab Situbondo.
Kedelapan desa adalah Desa Patemon, Curahsuri, Wringinanom, Pategalan, Sumberanyar, Semambung, Jatibanteng, dan Kumbangsari.
Menjelang musim hujan, warga Jatibanteng cemas. Mereka berharap bencana tak lagi menghampiri mereka.
Kades Wringinanom H Suwargi SH mengatakan pemkab memang telah memberikan bantuan dana untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir lumpur Januari 2006. Namun demikian, masih banyak titik rawan yang mengancam warga.
"Yang paling rawan longsor adalah Desa Patemon. Hutan di desa yang berada di lereng Gunung Argopuro ini dalam kondisi kritis, gundul," ungkap Suwargi, Rabu (8/11).
Menghadapi musim hujan ini, kata Suwargi, warga telah berusaha memperbaiki beberapa titik rawan bencana dengan memasang bronjong (tumpukan batu diikat kawat) di tebing-tebing sungai di Desa Curahsuri.
Meski Pemkab Situbondo telah memberikan bantuan dana perbaikan infrastruktur berupa jembatan penghubung dan bronjong, lanjut Suwargi, namun hal itu masih belum cukup untuk bisa mencegah banjir dan longsor.
Sebab, infrastruktur yang diperbaiki baru mencapai sepanjang 150 meter. Sedangkan 500 meter titik rawan banjir belum disentuh, sehingga warga masih ketakutan.
"Bagaimana tidak takut, lha wong banjir tahun lalu suaranya begitu menyeramkam. Apalagi, sekarang kondisi hutan sudah gundul. Karenanya, kami harus tetap siaga," ungkap Suwargi.
Suwargi meminta pemkab segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi datangnya bencana, tidak hanya di Jatibanteng, melainkan juga di Sumbermalang.
Camat Jatibanteng Drs Danan Prijo Darmoko mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi datangnya bencana longsor dan banjir di delapan desa tersebut.
Bahkan, kata Danan, pihaknya juga sudah membentuk tim khusus penanggulangan bencana dan evakuasi. Tim ini melibatkan beberapa warga di delapan desa rawan bencana.
Tak hanya itu, lanjut Danan, pihaknya juga telah membentuk jaringan informasi komunikasi dengan masyarakat yang dipusatkan di kantor kecamatan. Ini untuk mengetahui kondisi alam dan bencana yang akan terjadi.
Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Pemkab Situbondo Drs Suroso MPd mengatakan untuk menanggulangi bencana di beberapa wilayah Situbondo, pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan tim satlak yang lain, sehingga bencana dapat diantisipasi. (koran Surya)

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com Powered by Blogger and Local Jobs