Sabtu, 26 Juli 2008

Bush Serukan Negara Berkembang Kurangi Subsidi BBM

Kepentingan negara-negara kapitalis dibalik pengurangan subsidi minyak semakin jelas. Seperti yang dilaporkan (BBC : : 09 Juli, 2008 - Published 13:07). Presiden Bush pada akhir KTT G8 meminta pengurangan subsidi minyak, yang sepertinya diarahkan kepada para pemimpin negara-negara berkembang yang merupakan mitra G8.

Washington selama ini memang getol mengkampanyekan pengurangan subsidi yang dikenal dengan program Konsensus Washington. Alasannya, subsidi untuk mengendalikan harga yang menurut para ahli ekonomi meningkatkan permintaan minyak dan mengkatrol harga di pasar internasional. Pengurangan subsidi, yang sudah dilakukan sejumlah pemerintah, akan bisa berdampak lebih cepat pada pasar walau memang kebijakan itu tidak populer.

Namun banyak pihak yang menyoal pengurangan subsidi ini. Pengurangan subsidi berdampak luas pada meningkatnya kemiskinan masyarakat kecil di dunia ketika. Pengurangan subsidi BBM di Indonesia, telah mendongkrak kenaikan harga kebutuhan pokok. Implikasinya kemiskinan pun semakin bertambah. Berdasarkan Data BPS pasca kenaikan BBM tahun 2005, Penduduk miskin meningkat dari 15,75 % (2005) menjadi 17,95 % (2006) dengan jumlah pendudukan miskin 39,05 juta hidup miskin (Kompas, 6/11/2006)

Indonesia tampaknya tunduk kepada instruksi AS dengan bersungguh-sungguh melaksanakan Konsensus Washington untuk kepentingan Negara Paman Sam itu . Kenaikan BBM diduga untuk melayani kepentingan perusahaan asing. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro secara terbuka menyatakan : ‘Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas…. Namun, liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi pemerintah. Sebab kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk.” (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, Kompas, 14 Mei 2003).

Hal yang sama dikatakan Dirjen Migas Dept. ESDM, Iin Arifin Takhyan saat itu. Menurutnya terdapat 105 perusahaan yang sudah mendapat izin untuk bermain di sektor hilir migas, termasuk membuka stasiun pengisian BBM untuk umum (SPBU) (Trust, edisi 11/2004). Perusahaan migas raksasa seperti British Petrolium (Amerika-Inggris), Shell (Belanda), Petro China (RRC), Petronas (Malaysia), Chevron-Texaco (Amerika) sebagian diantaranya sudah membukan SPBU.

Masalah kenaikan tajam harga minyak dunia menjadi perhatian dari para pemimpin G8 yang pada hari terakhir KTT melakukan pertemuan dengan 15 negara berkembang, termasuk Indonesia. Dan salah satu seruan dari pertemuan ini adalah meningkatkan investasi perminyakan, seperti dilaporkan wartawan ekonomi BBC, Andrew Walker dari Hokkaido. G8 menyerukan investasi yang lebih besar dalam produksi dan pengilangan minyak, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. (Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id)

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com Powered by Blogger and Local Jobs